contoh cerita fantasi rumpang 2

Dengan tergesa Meza menuju perpustakaan sekolahnya. Tugas dari guru Bahasa Indonesia harus dikumpulkan nanti siang jam ketujuh. Padahal dia belum membaca sama sekali buku biografi yang ditugaskan. Perpustakaan masih sepi ketika Meza memasuki perpustakaan. Ia mengendap-endap menuju sebuah rakyang berisi berbagai macam buku. Tidak menemukan yang ia cari, ia pun spontan melihat tumpukan buku yang tergeletak di atas meja baca.

Dengan cepat diambilnya sebuah buku biografi yang sudah ada di meja baca. Buku itu nampak lusuh. Dia membaca buku tentang biografi Bung Tomo. Pada halaman kesepuluh ia ditarik Bung Tomo, diajak berjalan-jalan menyaksikan perjuangan pada 10 November 1945. Ia terkejut setengah mati, bagaimana bisa seketika ia berada di era 45. Bung Tomo memperlihatkan penderitaan masyarakat Indonesia pada masa penjajahan kepada Meza. "A-a-a-apakah Anda Bu-bung Tomo?" tanyaMeza. "Seharusnya engkau bersyukur tinggal di zaman yang bebas dengan selalu berperilaku tekun dan rajin," tutur beliau tanpa menghiraukan pertanyaan Meza. "T-t-ta-ta-tapi..." Meza mencoba memberikan alasan."Tapi gerangan apakah itu? Hingga kemalasanmu yang hanya membuat bangsa ini sulit bangkit. Bukankah engkau penerus bangsa ini?" tegur Bung Tomo. Meza hanya terdiam. Dilihatnya kehidupan mereka yang semakin tertindas. Meza mulai merasa bersalah, kemudian termenung. "Semoga engkau cepat menyadari hal ini," Bung Tomo pun mengakhiri percakapan.

Tiba-tiba, ia kembali ke perpustakaan sekolahnya. Ia terkejut. Seolah tidak percaya. "Benar kata Bung Tomo," gumam Meza lirih. Ia sadar apa yang telah diperbuat olehnya selama ini. Ia pun mengikuti perkataan Bung Tomo. Ia berjanji membuang jauh rasa malasnya itu. Dengan semangat, ia kerjakan tugas-tugasnya itu sembari tersenyum penuh hasrat.