dampak dari lahirnya reformasi gereja salah satunya gereja anglikan, apa yang dimaksud gereja anglikan
Sejarah
freddyluis48
Pertanyaan
dampak dari lahirnya reformasi gereja salah satunya gereja anglikan, apa yang dimaksud gereja anglikan
1 Jawaban
-
1. Jawaban Christon085270998792
Gereja anglikan merupakan gereja yang ibadahnya melaksanakan perpaduan antara gereja katolik dan protestan. Mulai tahun 1533 aliran Gereja Anglikan memantapkan diri berpisah dengan Gereja Katolik Roma, namun gereja ini tetap mempertahankan struktur yang ada, ada uskup, rohaniwan, gedung-gedung gereja, dan jemaat-jemaat dibawa kendali Uskup Agung Canterbury. Jadi, tak ada lagi dibawah Paus. Sementara dalam hal ajaran, tata ibadah, dan pola organisasi Gereja Anglikan cukup banyak mempertahankan dan memilihara warisan dan tradisi Gereja Katolik Roma . Selain itu gereja Anglikan tetap mengajarkan kebenaran oleh iman dan pokok perselisihan dogmatik sesuai dengan injili. Perwarisan jabatan rasuli diakui dan dijunjung tinggi.
Ajaran dan susunan dari gereja ini mirip dengan Gereja Katolik Roma, karena dasarnya adalah “ Book of common Prayer dan 39 Articles (1553), yang dipersiapkan oleh Uskup Agung Thomas Cranmer, yang dihukum mati oleh ratu Mary (1554). Dalam dokumen itu dibuang setiap ungkapan yang menyatakan ekaristi sebagai kurban. Ajaran tentang ekaristi, gereja ini menganut paham Calvin. Berkat ajaran ini liturgi dan ajaran Gereja Anglikan tercampur antara unsur-unsur Katolik dan Protestan.
Campuran antara unsur Katolik dan Protestan dalam Gereja Anglikan melahirkan tiga aliran yang merupakan kebijakan Ratu Elisabeth I. Ketiga aliran itu adalah sebagai berikut: pertama, aliran High church ( Angola -Katolik ). Aliran ini memberi tekanan kuat pada pembenaran jabatan rasuli, pelayanan rohani, sakramen, dan bentuk- bentuk lahiriah dari ibadah serta menegaskan bahwa Gereja Anglikan adalah perwujudan yang benar dari kekristenan. Kedua, aliran Low Church. Aliran ini berpegang teguh pada jabatan uskup (Suksesi apostolik) dengan Kitab Suci sebagai norma tertinggi. Oleh karena itu, Gereja Anglikan menganggap diri sebagai “jalan tengah” antara Gereja Katolik dan Protestan. Ketiga, aliran Broad Church. Aliran ini kurang memperhatikan ajaran, tetapi sangat menekankan karya sosial. Aliran ini juga banyak menekankan tradisi yang dibangun sejak zaman Elisabeth I, yang menyatakan bahwa Gereja Anglikan merupakan gabungan hal-hal terbaik dari Gereja Katolik Roma dan Protestan.
III Penutup
Gereja Anglikan adalah wujud gereja yang berasal dari gerakan Reformasi Protestan. Berdasarkan penjelasan-penjelasan yang dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa ada tiga faktor terbentuknya Gereja Anglikan di Inggris. Pertama, hasrat Raja Hennry VIII untuk mendapatkan anak laki-laki. Kedua, tumbuhnya perasaan nasionalisme dan anti klerikalisme. Ketiga, meluasnya gagasan-gagasan Luther.
Gereja ini tetap mempertahankan tradisi katolik yang jemaatnya di bawah Uskup Agung Canterbury. Tradisi ini tetap di pertahankan, karena dasarnya adalah dokuman ”Book of Common Prayer dan 39 Articles” yang disiapkan oleh Thomas Cranmer. Berkat dokumen ini, Gereja Anglikan menggunakan ajaran Gereja Katolik Roma dan Protestan.