B. Indonesia

Pertanyaan

Buatlah karangan bebas?

2 Jawaban

  • (Semoga Membantu Dan Maaf Klo Tulisannya Jelek)
    Gambar lampiran jawaban TarisaSavitri24
  • Ibu

    Saat ku genggam impian nantinya aku berharap agar dirimu,  ibu ikut senang dalam senang ku.

    Meski ku tahu, bahwa itu egois. Maafkan aku.

    Anakmu yang dulu begitu tak mengerti mengenai perasaan. Tak mengerti mengenai hidup ini.

    Wahai ibu, di setiap tawa ku aku tahu bahwa semua itu berkat doa tulus dari mu.

    Dan ibu, saat aku berusaha menggapai mimpi. Engkau begitu sepenuhnya mendukung.

    Terima kasih ibu.

    Dirimu bagaikan rembulan yang siap menuntun ku di saat aku salah.

    Ibu, dirimu pejuang dalam hidupku.

    Karena mu ibu, saat ini aku mulai menatap dunia.

    Mampu melihat apa yang sesungguhnya terjadi di luar sana.

    Dan ibu dirimu siap, menerima banyak permintaan dan keluhan ku.

    Karena mu ibu, aku mampu bermimpi. Dan akhirnya menjadi seseorang dengan sejuta mimpi.

    Dan ibu dirimu senang mendengar itu.

    Kasih mu ibu, tak terbendung dan tak terpikirkan.

    Di saat semua orang mengecewakan ku.

    Di saat semua orang melukai hatiku.

    Di saat semua orang berusaha menjatuhkan ku.

    Dan meremehkan impian ku.

    Karena mu ibu, aku dapat melalui semua itu.

    Bangkit,berjalan dan mulai lagi menyapa dunia ini.

    Karena mu ibu, aku tahu bahwa dunia mencari ku bersama mimpiku.

    Dan ibu, saat sunyi menyapaku.

    Karena mu, aku tahu cara menjauhkannya.

    Dengan selalu dekat dengan sang pencipta.

    Yang kan selalu siap, menerima impian ku.

    Menjawab doa-doaku.


    Aku benar-benar tak sanggup melukiskan apa yang telah terjadi. Tapi saat mengingatnya kembali aku terguncang. Dan akan menangis sejadi-jadinya. Maafkan aku telah membawa kenangan yang menyakitkan dalam hidupmu. Ibu, jika kau tahu bahwa aku tak akan pernah tega berbuat semacam itu. Menyakitkan dan begitu menyedihkan. Maafkan aku. Jika kau tahu aku sungguh tak kuat mengatakan hal semacam itu. Tapi, karena itu hari ini telah ada. Membuat aku menangis lagi. Maafkan aku yang telah sering membuatmu kecewa. Aku sungguh tak tahu sebenarnya apa yang terjadi. Tapi, apapun itu aku sudah terlanjur menangis. Menangisi apa yang belum jelas. Aku terlanjur berkata bahwa aku akan tetap pada pendirianku, aku akan pergi dan pulang bersama apa yang aku cari nantinya. Dan ibu, aku berharap agar disetiap doamu dirimu tetap mendoakanku. Dengan tulus tanpa mengingat aku yang dulu membuatmu menangis. Maafkan aku. Aku yang sangat benci dengan kepura-puraan membenci hal seperti itu. Saat itu aku begitu terguncang dengan semua itu. Aku merasa hidupku akan cacat. Karenanya aku begitu menollak kehadiran orang-orang seperti itu. Maafkan aku. Ibu, walaupun sering dirimu mengatakan orang itu tidak bersalah. Tapi, dimataku orang-orang itu akan tetap seperti itu. Aku tak sanggup mengatakan aku benci kepada mereka. Aku berharap agar aku bisa belajar dari peristiwa ini. Aku tak pernah berfikir bahwa pikiran ku akan dimasuki dengan bayangan hal semacam itu. Aku begitu membencinya. Hal yang tak pernah diinginkan setiap manusia berakal. Dan ibu, jika kau tahu setiap ku lihat dirimu aku begitu sakit. Aku belum sanggup menerima takdir itu. Maafkan aku sang pencipta. Dan ibu terima kasih karena telah berkorban banyak untukku, berjuang lebih karena ku. Aku tak akan pernah bisa membalas kebaikanmu. Tapi aku akan berusaha membuatmu bahagia. Entah, bahagia semacam apa. Aku belum tahu pasti. Aku telah berjanji dan aku akan terus berusaha menepati  janji itu. Semampu ku. Kumohon doamu ibu. Aku anakmu yang tak pernah sama pemikirannya denganmu. Aku sering menangis karena tahu aku tak bisa satu pemikiran denganmu. Aku bahkan selalu ingat saat dirimu mengatakan mau jadi apa aku nantinya?, aku yang tak bisa seperti teman-teman yang lain yang menurutmu mengikuti zaman tapi bagiku sama saja. Aku yang tak tahu memasak. Mau jadi apa nantinya?. Tak gaul ucapmu. Aku akan selalu ingat. Aku yang saat itu hanya bisa menangis dengan sangat keras menolak. Berucap dalam hati bahwa aku tetap ikut zaman meski dengan cara yang berbeda. Aku yang bertekad aku akan menjadi diriku sendiri tanpa ada pemaksaan dari siapapun. Karena takdir tak ada yang tahu. Bisa jadi hari ini aku yang dianggap orang yang tertinggal akan terbalik esoknya. Aku percaya bahwa Allah selalu memberikan takdir terbaik di tempat dan waktu yang tepat. Aku minta maaf ibu. Tak bisa seperti apa yang engkau mau

Pertanyaan Lainnya